Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim a.s

Siapakah Nabi Ibrahim a.s.?
Nabi Ibrahim a.s adalah putra dari Azar (Tharih bin Tahur). Dia dilahirkan di Fadam A’ram, sebuah tempat yang berada di wilayah kerajaan Babilonia. Ia tumbuh di kalangan penyembah berhala yang membuat patung di zaman k e k u a s a a n Raja Namrud bin Kan’an. Ayahnya Azar yang berprofesi sebagai pembuat patung juga mengikuti arus k e p e r c a y a a n s e t e m p a t .
Ia sering memerintahkan Ibrahim untuk menjajakan patung buatannya ke pasar. Saat berjualan, Ibrahim muda selalu berteriak “Siapa yang mau membeli patung yang tidak bisa bicara, tidak bisa memberi rezeki dan tidak bisa mendatangkan manfaat ini?” Ketika Ibrahim beranjak dewasa, ia menolak perilaku masyarakat yang menyembah berhala. Hal ini digambarkan dalam surah al-Anbiya/21:51. “Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahuinya.”
Pada suatu hari Ibrahim m e n g h a n c u r k a n berhala-berhala yang kecil dan menyisakan berhala yang paling besar dengan tujuan tertentu. Mengetahui berhala s e s e m b a h a n n y a hancur, masyarakat berbondong-bondong mendatangi rumah ibadah mereka. Mereka menduga-duga siapa pelakunya. Mereka menyimpulkan bahwa Ibrahimlah pelakunya. Ibrahim lalu disidang dan dijatuhi hukuman berat. Ibrahim dibakar dalam tumpukan kayu yang sangat banyak.
Mukjizat Nabi Ibrahim a.s.
Kobaran api yang menyala-nyala siap menghanguskan tubuh Ibrahim. Namun ia yakin Allah akan menolongnya. Keyakinan Ibrahim benar. Ketika ia dilempar ke tengah kobaran api yang menyala, Allah berfirman: “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”. (Q.S Al-Anbiya/21:69).
Api yang berkobar ternyata tak mampu menyentuh kulit Ibrahim. Ia selamat, sehat wal afiat tak kurang suatu apa pun. Tidak hangus terbakar api merupakan salah satu mukjizat Nabi Ibrahim a.s.
Membangun Kakbah
Pada suatu hari Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa istrinya yang bernama Hajar dan anaknya yang bernama Ismail ke sebuah tempat yang kering dan tandus. Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya dengan perbekalan ala kadarnya. Ia pun meninggalkan keduanya untuk pergi ke suatu tempat. Ketika p e r b e k a l a n habis, Hajar berlari ke sana dan ke mari untuk mencari air. Suasana padang pasir yang gersang dan panas menyebabkan ia seperti melihat air. Ia pun berlarilari sebanyak tujuh kali antara Shafa dan Marwah berharap menemukan air. Sampai pada puncak kelelahannya, ia kembali ke tempat di mana bayinya diletakkan. Di tengah situasi yang hampir membuatnya putus asa, ia menemukan sesuatu yang tak terduga. Gerakan kaki Ismail yang meronta ke tanah ternyata memancarkan air. Tempat itu akhirnya dinamakan sumur zam-zam. Gambar 10.5 Pelajaran 10 : Kisah Keteladanan dalam Al-Quran 233 Ketika Allah memerintahkan membangun kakbah, Ibrahim pun bergegas untuk datang ke Makkah. Makkah yang dulunya gersang dan tandus telah berubah menjadi subur berkat air zamzam. Ismail pun sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang cerdas dan tangkas. Kepada anaknya ini, Ibrahim berkata “Allah memerintahkan aku agar membangun Baitullah untuk-Nya”. Ismail kecil menjawab “Laksanakanlah perintah-Nya, aku akan membantu urusan ayah”
Referensi: https://cendikia.kemenag.go.id/