SEKILAS INFO
  • 6 bulan yang lalu / “Barangsiapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
WAKTU :

Keutamaan Menyembunyikan Sedekah

Terbit 17 September 2021 | Oleh : admin | Kategori : Sosial
Keutamaan Menyembunyikan Sedekah
Sedekah dengan sembunyi-sembunyi lebih menyelamatkan hati dan lidah manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

إن تبدوا الصدقـت فيعتاهي وإن تخفوهـاوتونوها الفقراء فهوخيول

“Jika kalian menampakkan sedekah-sedekah (kalian), itu adalah baik sekali, dan jika kalian menyembunyikan sedekah kalian itu serta kalian memberikannya kepada orang-orang fakir, itulah yang lebih baik bagi kalian.” (QS. Al-Baqarah [2]: 271).

Dikutip dari Saripati Ihya Ulumiddin Imam Al-Ghazali yang disarikan Syaikh Jamaluddin al-Qasimi terbitan Lentera Hati, dalam menyembunyikan sedekah terkandung lima pengertian. Pertama, sedekah dengan sembunyi-sembunyi lebih kuat dalam menjaga tertutupnya tirai si penerima. Jika ia menerima sedekah dengan terang-terangan, terbukalah tirai harga dirinya, tersingkaplah kondisinya yang membutuhkan, serta keluarlah ia dari keadaan menjaga kehormatan diri dan dari penjagaan tercinta yang pelakunya dikira orang kaya oleh orang bodoh karena keengganan memintanya.

Kedua, sedekah dengan sembunyi-sembunyi lebih menyelamatkan hati manusia dan lidah mereka. Bisa jadi ada orang orang yang mendengki atau mengingkari bahwa si fulan pantas menerimanya dan mereka mengira bahwa si fulan menerima seraya menganggap si fulan kaya.

Dengki, buruk sangka, dan gibah adalah termasuk dalam dosa-dosa besar, dan menjaga mereka dari dosa-dosa ini adalah lebih utama. Ayyub as-Sakhtiyani berkata, “Aku sungguh-sungguh meninggalkan pemakaian baju baru karena takut tetanggaku menjadi dengki.” Yang lain berkata, “Aku juga begitu karena takut saudara-saudaraku berujar, ‘Dari mana ia mendapatkan itu.””

Ketiga, sedekah dengan sembunyi-sembunyi membantu si pemberi dalam merahasiakan amal. Karena keutamaan merahasiakan pemberian lebih besar dibandingkan menampakkannya, dan membantu penyempurnaan kebaikan adalah kebaikan.

Pernah seorang laki-laki memberikan sesuatu kepada seorang ulama secara terang-terangan, maka sang ulama menolaknya dan orang lain memberikan sesuatu kepada sang ulama secara rahasia, maka sang ulama menerimanya. Sang ulama pun ditanya tentang sikapnya itu, lalu ia menjawab, “Sesungguhnya orang ini telah berbuat dengan adab tentang menyembunyikan kebaikannya, maka kuterima, sedangkan orang itu telah melakukan sesuatu yang tidak beradab dalam perbuatannya, maka kutolak.”

Sebagian mereka juga menolak sesuatu yang diberikan kepadanya secara terang-terangan dan berkata kepada si pemberi, “Sesungguhnya engkau telah menyekutukan Allah dengan selain-Nya pada sesuatu yang merupakan milik Allah Taala dan engkau tidak berqanaah (merasa cukup) dengan Allah Azza wa Jalla, maka kukembalikan sekutumu kepadamu.”

Keempat, menerima sedekah secara terang-terangan dapat terkandung kehinaan dan kerendahan dan tidaklah patut bagi seorang mukmin merendahkan dirinya sendiri. Kelima, sedekah secara sembunyi-sembunyi menghindari kesyubhatan kepemilikan bersama, berdasarkan hadits, “Barang siapa diberi hadiah dan ia sedang bersama sejumlah orang, sesungguhnya orang-orang itu turut memiliki hadiah itu bersamanya.”

Dan, amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, maka seyogianyalah orang yang ikhlas selalu mengawasi jiwanya sehingga tidak terperangkap oleh jerat penipuan dan tidak tertipu dengan tipu daya setan. Kita memohon pertolongan dan taufik yang sebaik-baiknya kepada Allah Yang Maha Pemurah.

10 Jenis Sedekah yang Paling Utama

Allah SWT menjamin orang yang menyedekahkan harta di jalan-Nya akan diberi balasan yang berlipat ganda. Mereka juga akan mendapatkan pahala yang mulia dari sedekahnya itu. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al Hadid ayat 18 sebagai berikut:

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ – ١٨

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid: 18)

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa sedekah dapat memanjangkan umur dan mencegah kematian yang buruk. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya dan mencegah kematian yang buruk (su’ul khotimah) dan Allah pula akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.” (HR. Thabrani)

Sedekah tidak hanya berbentuk harta benda. Sedekah juga bisa dilakukan dalam bentuk non materi seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikiran, mengajarkan ilmu, dan semacamnya.

Ada beberapa jenis yang paling utama jika dilaksanakan dengan ikhlas dan mengharap ridho-Nya semata. Dikutip dari buku Kehebatan Sedekah oleh Fuad Abdurrahman, berikut 10 jenis sedekah yang paling utama (afdal).

1. Sedekah Khofiyyah

Sedekah khofiyyah artinya sedekah yang tersembunyi. Sedekah ini juga disebut dengan sedekah sir (secara rahasia). Sedekah khofiyyah merupakan sedekah yang paling utama karena dilakukan secara sembunyi, ikhlas, dan semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala.

Dalam QS. Al Baqarah ayat 271 Allah SWT berfirman:

إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Baqarah: 271)

2. Sedekah dalam Keadaan Sehat dan Kuat

Sedekah yang diberikan ketika sehat lebih utama daripada sedekah yang diberikan ketika sedang sakit atau dalam bentuk wasiat setelah meninggal dunia.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa ada seorang laki-laki yang menemui Nabi Muhammad SAW, lalu dia bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang pahalanya paling besar?” Nabi SAW menjawab:

“Engkau bersedekah dalam keadaan sehat, sangat menyayangi harta, takut miskin, dan mengharapkan kekayaan. Janganlah engkau menunda-nunda (sedekah). Ketika ruh (nyawa) sampai di tenggorokan (hampir meninggal, barulah) engkau berwasiat: untuk si anu sekian, untuk si anu sekian. Padahal waktu itu kekayaan sudah menjadi hak ahli waris.” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Sedekah dari Kelebihan Harta

Sedekah ini dilakukan ketika kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangganya terpenuhi sementara ia masih memiliki kelebihan harta. Dengan begitu, ia menyedekahkan hartanya kepada orang lain.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 219 sebagai berikut:

“…dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka infakkan. Katakanlah, “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir.” (QS. Al Baqarah: 219).

Adapun, orang yang bersedekah, sementara keluarganya membutuhkannya atau dia masih mempunyai utang, maka membayar utang dan menafkahi keluarga lebih utama.

4. Sedekah Sesuai dengan Kemampuan

Bersedekah sesuai dengan kemampuan seseorang, baik sedikit maupun banyak maka itu termasuk sedekah yang paling utama. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk bersedekah sesuai dengan kemampuan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Sedekah yang paling utama adalah yang sesuai dengan kemampuan. Dan dahulukan orang-orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR. Abu Dawud)

5. Sedekah kepada Keluarga (Istri dan Anak)

Bersedekah kepada keluarganya termasuk sedekah yang paling utama. Disebutkan dalam sebuah hadits Imam Muslim, Rasulullah SAW menjelaskan:

“Ada empat macam dinar (harta dan penggunaannya). Satu dinar engkau berikan kepada orang miskin, satu dinar engkau belanjakan untuk membebaskan hamba sahaya, satu dinar engkau infakkan di jalan Allah, dan satu dinar lagi engkau nafkahkan kepada keluargamu. Yang paling utama dari keempatnya adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim).

6. Sedekah kepada Kerabat

Bersedekah kepada kerabat termasuk sedekah yang paling utama. Kerabat adalah paman, bibi, sepupu dan lain-lain. Akan tetapi, yang harus diutamakan dari kerabat untuk diberikan sedekah adalah anak yatim yang ada hubungan kerabat dan kerabat yang memusuhi kita tapi dia menyembunyikannya.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Bersedekah kepada orang miskin itu termasuk sedekah, dan bersedekah kepada kerabat ada dua (keuntungan): termasuk sedekah dan (menjalin) silaturahmi.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

7. Sedekah kepada Tetangga

Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat baik kepada tetangga. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An-Nisa ayat 36:

۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ – ٣٦

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36).

Bersedekah kepada tetangga termasuk amal saleh yang utama. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berpesan: “Hai Abu Dzar, jika engkau memasak, perbanyaklah kuahnya. Lalu, bagikan kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)

8. Sedekah kepada Kawan Seperjuangan di Jalan Allah

Sedekah kepada kawan seperjuangan di jalan Allah SWT termasuk sedekah yang utama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama dinar (harta) yang diinfakkan oleh seseorang ialah dinar yang diinfakkan untuk keluarganya. Lalu, dinar yang diinfakkan untuk kendaraan dalam perjuangan fii sabiilillaah. Dan dinar yang diinfakkan untuk membantu kawan-kawan seperjuangannya fii sabiilillaah.” (HR. Muslim)

9. Sedekah untuk Keperluan Jihad fii sabilillaah

Berjihad dengan harta di jalan Allah SWT termasuk salah satu sifat orang mukmin. Sebagian ulama berpendapat bahwa jihad memiliki makna luas. Jihad adalah segala usaha yang dicurahkan untuk kemajuan Islam.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: “Seutama-utama sedekah adalah ia kemah (untuk berteduh dan beristirahat) fii sabiilillaah…” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

10. Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah adalah sedekah yang akan terus mengalir pahalanya. Bahkan, ketika yang bersangkutan sudah meninggal dunia sekalipun. Sedekah jariyah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Seperti membangun masjid, menyebarkan ilmu, memberi makan, hingga menggali sumur untuk kepentingan orang banyak.

SebelumnyaKerendahan Hati Rasulullah SAW Saat Peristiwa Fathu Makkah SesudahnyaKisah Nabi SAW yang Tutup Telinga Saat Dengar Alat Musik

Tausiyah Lainnya