Alasan Islam Tekankan Bekerja Profesional dan 4 Cara Hindari Malas

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
Dalam riwayat Aisyah RA, dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ““Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional.”
Namun demikian, adakalanya seseorang menghadapi rasa malas dan kerap menunda-nunda pekerjaan. Melansir laman askthescholar.com, ulama Kanada, Syekh Ahmad Kutty, menjelaskan mengenai obat untuk melawan kemalasan adalah dengan memelihara keimanan.
Beberapa kiat berikut dapat diterapkan untuk memberdayakan diri sendiri dan menghilangkan kebiasaan menunda-nunda, yaitu pertama, sikap menunda adalah kebiasaan yang dipelajari dan tindakan berulang membentuk kebiasaan.
Jadi cara terbaik untuk melawan penundaan adalah dengan segera mengambil langkah untuk melakukan hal yang tergoda untuk ditunda.
Oleh karena itu ketika tergoda untuk menunda-nunda, seseorang harus melakukan apa pun untuk melakukan hal yang sebaliknya.
Mungkin sulit pada awalnya, tetapi dengan mengulanginya berulang-ulang, seseorang belajar untuk menghentikan kebiasaan itu.
Proses ini harus berlanjut sampai seseorang memperoleh kebiasaan baru, dan dengan demikian menjadi sifat kedua.
Kedua, saat bangun di pagi hari, berpikirlah positif dengan merinci keberkahan yang telah diberikan di hari itu.
Ketiga, ketika sholat Subuh, membaca setidaknya satu halaman Alquran dan menghabiskan beberapa menit untuj zikir dan berdoa setiap hari.
Ketiga, mulailah pekerjaan atau proyek segera setelah itu dengan hati yang penuh doa seperti Nabi Muhammad ﷺ berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkati umatku dalam usaha pagi mereka.” (HR Tirmidzi)
Keempat, kembali kepada Allah ﷻdalam permohonan dan meminta bantuan-Nya dalam memerangi kemalasan, penundaan dan ketidakberdayaan melalui doa-doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Allahumma innii a’ u dzu bika mina al-‘ajzi wa al-kasali wa al-jubun wa al-bukhl wa ghalabati al-dayni wa qahri al-rrijaal
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari lemah syahwat, kemalasan, pengecut, kikir, dan beban hutang dan orang-orang yang suka mendominasi)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Laa ilaaha illa Allahu al-azim al-haliim, la ilaaha illa Allahu rabbu al-‘arsyi al-‘azim, laa ilaaha illa Allahu rabbu al-ssamaawaati wa al-ardhi wa rabbu al-‘arshi al-kariim
(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Mahapemberi perih; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan Arsy yang Agung; tidak ada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi dan Arsy yang Mulia).
Keutamaan disiplin dalam Islam beserta dalilnya
Disiplin merupakan suatu sikap yang dimiliki seseorang untuk taat dan bisa mengendalikan diri, agar tetap mematuhi aturan yang telah dibuat atau disepakati.
Disiplin telah menjadi satu ilmu yang diajarkan dalam ajaran agama Islam. Disiplin sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi sikap tersebut sangat berpengaruh pada kesuksesan kita di masa depan.
Disiplin biasanya dikaitkan dengan pemenuhan aturan dan pemanfaatan waktu. Seseorang dapat disebut disiplin apabila mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diembannya dengan tepat waktu.
Islam mengajarkan bahwa menghargai waktu lebih utama sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Ashr 103.
Wal’asr. innal insaana lafii khusr. illallaziina aamanu wa ‘amilus-saalihaati wa tawaasau bil haqqi wa tawaasau bis sobr
Artinya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan sekaligus kedisiplinan. Sebagai contoh, waktu sholat fardhu yang mempunyai batasan waktu awal dan akhir sehingga setiap Muslim harus sholat dengan waktu yang telah ditentukan, jika tidak maka sholatnya dianggap tidak sah. Disiplin juga merupakan sifat orang yang bertakwa.
Dalam ajaran Islam, banyak ayat Alquran dan hadist, yang memerintahkan kita untuk disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Selain disebutkan dalam Surat Al-Ashr, dalam Surat An-Nisa ayat 59 juga menjelaskan tentang kepatuhan, kedisiplinan menaati suatu aturan.
Yaa ayyuhallaziina aamanuu atii’ullaaha wa atii’ur rasula wa ulil amri mingkum, fa in tanaaza’tum fii syai’in fa rudduhu ilallaahi war rasuli ing kuntum tu’minuna billaahi wal yaumil aakhir, zaalika khairuw wa ahsanu ta’wiilaa
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang sedang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni.
Islam mengajarkan kita agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik terutama sesuai ajaran Islam.
Keutamaan disiplin dalam Islam
1. Disiplin merupakan bentuk taat pada Allah.
Allah telah menyuruh kita untuk taat kepada-Nya serta Rasul-Nya. Disiplin adalah salah satu bentuk taat pada peraturan, terutama aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Hal tersebut diperkuat dengan adanya firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang sudah diterangkan sebelumnya.
2. Disiplin dapat menghindarkan dari sifat lalai.
Dengan disiplin, kita akan selalu berusaha mengerjakan segala sesuatunya dengan tepat waktu. Dengan begitu, berarti kita telah menghindarkan diri dari sifat lalai terhadap waktu.
Imam Ali Ra. berkata, “Seorang muslim harus memetakan waktunya dalam satu hari menjadi tiga bagian: waktu untuk menyembah Allah, waktu untuk mencari nafkah, dan waktu untuk kepentingan pribadi dalam hal materi.” Seperti pepatah yang mengatakan ‘waktu adalah uang’, maka kita harus menggunakan waktu dengan sebaik mungkin karena waktu yang hilang tidak akan pernah bisa dikembalikan.
3. Dimudahkan rezekinya.
Yaa ayyuhal landzina ‘amanuu idaa nuudiya lissholawaati min yaw mil jumu ‘aw ilaa ndikrillahi wadrul biiy’. ndaa likum khoirullakum ingkuntum ta’lamun
Artinya:
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Q.S. Al- Jumu’ah:9)
Fa izaa qudiyatis salaatu fantasyiru fil ardi wabtagu min fadlillaahi wazkurullaha kasiiral la’allakum tuflihun
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jumu’ah:10)
Dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 9-10 telah dijelaskan jika kita disiplin, terutama dalam hal ibadah, maka Allah akan memudahkan jalan kita dalam mencari rezeki. Tidak perlu takut untuk kehilangan rezeki saat sholat, karena Allah akan memberikan jalan rezeki yang jauh lebih baik bagi mereka yang sholat tepat waktu. Allah juga tidak memerintahkan kita untuk beribadah secara terus-menerus, Allah juga menyuruh kita untuk mencari karunia-Nya sebanyak mungkin.
4. Mendapatkan keseimbangan dunia dan akhirat.
Dalam Surat Al-Qashash ayat 77, telah dijelaskan dengan disiplin kita dapat menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat.
Wabtagi fiimaa aataakallaahud daaral aakhirata wa laa tansa nasiibaka minad dun yaa wa ahsing kamaa ahsanallaahu ilaika wa laa tabgil fasaada fil ard innallaaha laa yuhibbul mufsidiin
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
5. Menjadi ahli dalam bidangnya.
Dari Firman Allah dalam Surat Al Isra’ ayat 84, dapat kita ketahui bahwa Allah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu yang menjadi kemampuan atau keahlian, dalam artian kita harus menekuni satu hal sampai menjadi satu keahlian khusus.
Qul kulluy ya’malu ‘alaa syaakilatih, fa rabbukum a’lamu biman huwa ahdaa sabiilaa
Artinya:
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”
6. Membuat hidup jadi teratur.
Alquran yang merupakan kalam Allah yang juga pedoman hidup kita telah mengajarkan kedisiplinan agar membuat hidup menjadi lebih teratur seperti dalam firman Allah pada surat Al-Jinn ayat 13 dan Al-An’am ayat 155.
Wa annaa lammaa sami’nal hudaa aamannaa bih, fa may yu’mim birabbihii fa laa yakhaafu bakhsaw wa laa rahaqaa
Artinya:
“Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.”
Wa haazaa kitaabun anzalnaahu mubaarakun fattabi’uhu wattaqu la’allakum tur hamun
Artinya:
Dan Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.
7. Mendapatkan kepercayaan diri.
Jika kita sudah terbiasa disiplin, maka kita tidak akan ragu untuk menunjukkan keahlian kita. Kepercayaan diri kita akan tumbuh dalam melakukan segala sesuatu tanpa takut akan pendapat orang, sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 139 dan Al-An’am ayat 116.
Wa laa tahinu wa la tahzanu wa antumul a’launa ing kuntum mu`miniin
Artinya:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
Wa in tuti’ aksara man fil ardi yudilluka ‘an sabiilillaah, iy yattabi’una illaa-zanna wa in hum illaa yakhrusun
Artinya:
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”
8. Menjauhkan diri dari maksiat.
Salah satu keutamaan disiplin yaitu menjadikan pribadi kita jauh lebih baik dari yang lainnya, karena selalu taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Sebagaimana dalam sebuah riwayat Imam Malik:
“Aku tinggalkan dalam kalangan kamu dua perkara yang kamu tidak sekali-kali akan sesat selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulullah.”
9. Memupuk rasa peduli terhadap sesama.
Dalam Surat Al-Kautsar ayat 1, telah dijelaskan bahwa orang yang disiplin akan selalu menjalankan tanggung jawabnya dan memecahkan masalah dengan baik sehingga tidak akan menjadi beban bagi orang lain.
Rasa kepedulian terhadap sesama juga akan tumbuh bersamaan dengan tanggung jawab sosial yang tengah dijalankannya dan menjauhkan sifat sombong dalam Islam.
10. Menjadi mandiri.
Dari Abu Ubaid, hamba Abdurrahman bin Auf. Ia mendengar Abu Hurairah berkata, “Rasulullah SAW bersabda, sungguh, pikulan seikat kayu bakar di atas punggung salah seorang kamu (lantas dijual) lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, entah itu diberi atau tidak diberi.” (HR Bukhari)
Dari Miqdam, oleh Rasulullah bersabda, “Tiada sesuap pun makanan yang lebih baik dari makanan hasil jerih payahnya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari hasil keringatnya sendiri”. (HR Bukhari)
Dari sabda Rasulullah, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan akan mengasah seseorang menjadi pribadi yang jauh lebih mandiri. Disiplin menuntut seseorang harus terus berjuang dalam mencapai kesuksesan.