SEKILAS INFO
  • 6 bulan yang lalu / “Barangsiapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
WAKTU :

Pengaruh Islam dalam Piagam Deklarasi AS

Terbit 15 Januari 2023 | Oleh : admin | Kategori : Uncategorized
Pengaruh Islam dalam Piagam Deklarasi AS

Bukan sesuatu yang berlebihan atau tanpa fakta jika ada orang menyatakan bahwa Islam mempunyai andil di dalam Piagam Deklarasi Kemerdekaan AS. Orang yang paling berpengaruh di dalam Piagam Deklarasi itu ialah Thomas Jefferson (1743-1826), pendiri sekaligus Presiden AS. Ia seorang pemikir, penulis aktif, dan politisi paling diperhitungkan pada masanya.
Jefferson sesungguhnya tidak ingin tergesa-gesa melepaskan diri dari kekuasaan Inggris seperti yang bergelora di kalangan tokoh-tokoh AS saat itu, karena memperhitungkan banyak hal. Namun pada akhirnya ia dipercaya sebagai ketua tim perumus naskah Deklarasi Kemerdekaan AS, yang mau tidak mau harus mengerjakan tugas itu.

Jauh sebelumnya ia termasuk orang yang aktif menjalin hubungan secara luas bukan hanya negeri Eropa tetapi juga dengan negara-negara Afrika-Muslim seperti Tunisia dan Tripoli. Ia mengagumi John Lock salah seorang pemikir besar Eropa saat itu. Dari John Lock ia mengenal pemikiran Islam yang oleh John Lock juga mengakui banyak mendapatkan insight dari pemikir-pemikir muslim.

Thomas Jefferson memiliki sejumlah sahabat dan teman koresponden yang beragama Islam. Pemerintahan Turki Usmani yang memegang kendali khalifah pada saat Thomas Jefferson menjadi Presiden ke-3 AS. Adalah wajar jika Thomas Jefferson banyak bersentuhan dengan dunia Islam pada masanya. Bahkan 22 tahun sebelum menjadi Presiden, atau jauh sebelum ditunjuk sebagai ketua tim perumus Piagam Deklarasi Kemerdekaan AS.

Ia sudah memiliki sebuah Al-Qur’an yang dibelinya di sebuah toko buku saat ia masih menjadi mahasiswa di Williamsburg, Virginia. Ia secara pribadi memiliki sejumlah sahabat intelektual dari warga muslim. Salah satu di antaranya yang tercatat dalam sejarah ialah Duta Besar Tunisia dan Duta Besar Tripoli, Sidi Haji Abdul Rahman Adja. Bahkan menurut seorang penulis AS, Michael Rieger, bukanlah Obama orang pertama yang dituduh sebagai Muslim saat mencalonkan presiden, 200 tahun sebelumnya juga pernah terjadi pada Thomas Jefferson.

Di antara substansi Piagam Deklarasi AS ialah menyinggung penghapusan perbudakan. Ia terinspirasi pengalaman yang memprihatinkan gelombang pengungsi muslim dari berbagai negeri Timur Tengah dan Afrika dan tentu saja budak-budak lokal kawasan Amerika, karena saat itu memang budak masih ditemukan di mana-mana, termasuk di negera-negara Eropa yang sudah lebih dahulu mempromosikan pembebasan budak.

Di duga keras konsep pembebasan budak Thomas Jefferson juga terinspirasi dari Al-Qur’an yang pada akhirnya bermuara kepada penghapusan budak. Hampir semua sanksi para pelaku kejahatan dalam Al-Qur’an ialah pembebasan budak. Ini artinya Al-Qur’an juga sejalan dengan pemikiran Amerika Serikat yang menghendaki pembebasan budak. Demikian pula konsep hak asasi manusia, terutama anti diskriminasi, intoleransi, dan kesetaraan jender juga banyak ditemukan di dalam sejumlah ayat Al-Qur’an yang selalu menjadi salah satu rujukan Thomas Jefferson.

Dengan demikian, perkembangan Islam di AS bukan sesuatu yang baru melainkan sudah merupakan perjalanan panjang, bahkan sebelum AS merdeka orang-orang Islam sudah banyak menjadi penghuni AS. Umat Islam menurut para penulis sejarah AS juga mengambil bagian di dalam perjuangan kemerdekaan AS. Kalangan penulis AS juga menyebutkan Amerika lebih dahulu mengenal Islam daripada kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Bahkan Thomas Jefferson pernah dikutip seorang penulis AS mengatakan, tidak mustahil Presiden AS di masa depan adalah orang Islam, sebagai konsekwensi rumusan Deklarasi Piagam Kemerdekaan AS (Libertarianism, 29 Juni 2017).

SebelumnyaAbbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Melanjutkan Sholat Meski Dihujani Panah

Berita Lainnya

0 Komentar