SEKILAS INFO
  • 1 tahun yang lalu / “Barangsiapa yang Allah menginginkan kebaikan baginya, maka akan dipahamkan akan agamanya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
WAKTU :

Abbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Melanjutkan Sholat Meski Dihujani Panah

Terbit 4 Desember 2022 | Oleh : admin | Kategori : Uncategorized
Abbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Melanjutkan Sholat Meski Dihujani Panah

Abbad sosok yang pemberani dan sangat mencintai Allah SWT dan Nabi Muhammad.

Sayyidah Aisyah menyebut ada tiga orang sahabat Anshar yang keutamaannya tidak bisa dilampaui siapapun. Mereka yang dimaksud adalah Sa’ad bin Mu’adz, Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisyr.

Abbad bin Bisyr merupakan sahabat Nabi dari kalangan Anshar dan termasuk sahabat yang ahli ibadah (abid). Abbad masih remaja ketika Islam mulai tersebar di Madinah. Ia belajar Alquran kepada Mush’ab bin Umair, yang mana dengan suaranya yang merdu membuat ia terkenal sebagai pembaca Alquran dan imam.

Di samping itu, Abbad juga sosok yang pemberani dan sangat mencintai Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Maka wajar jika Abbad bin Bisyr selalu ada dan siap siaga manakala Nabi Muhammad membutuhkan seseorang untuk melakukan suatu hal.

Dalam artikel yang dimuat di laman resmi PBNU disebutkan, setelah perang Dzatu Riqa, Nabi Muhammad SAW dan pasukan umat Islam disebut beristirahat di suatu tempat. Pada saat malam tiba, Rasulullah SAW meminta dua sahabatnya menjadi sukarelawan untuk berjaga.

Abbad bin Bisyr dari kalangan Anshar dan Ammar bin Yasir dari Muhajirin pun menyatakan kesediaannya. Keduanya akan berjaga malam itu, sementara Nabi Muhammad dan pasukan umat Islam lainnya beristirahat. Ammar bin Yasir memilih berjaga pada awal hingga tengah malam, sedangkan bagian jaga Abbad bin Bisyr dari tengah sampai akhir malam.

Ammar langsung berjaga saat itu juga, sementara Abbad sembari menunggu gilirannya berjaga melaksanakan sholat beberapa rakaat. Tidak lama setelah itu, mungkin karena kecapekan, Ammar bin Yasir ketiduran.

Abbad tidak menyadari kalau teman jaganya itu sudah tertidur dan terus saja melaksanakan sholat. Hingga akhirnya seorang musuh yang mengintai dan mengawasi mereka tahu kalau pasukan jaga umat Islam tengah lengah. Sang musuh pun langsung mengarahkan anak panahnya ke Abbad hingga tiga kali, yang mana anak panah tersebut mengenai tubuh Abbad.

Abbad bergeming, tidak terusik sedikitpun karena sholatnya yang begitu khusuk. Setiap kali anak panah mengenai dirinya, Abbad mencabutnya, melemparkannya dan kemudian melanjutkan gerakan sholatnya. Setelah selesai sholat, Abbad baru merasakan sakit akibat terkena hujaman anak panah.

Ia kemudian membangunkan Ammar bin Yasir dan menyuruhnya untuk berjaga. Ammar terkejut melihat Abbad yang bercucuran darah. Ammar lantas mengajukan ‘protes’, mengapa temannya itu tidak membangunkannya ketika anak panah yang pertama menghujamnya. Kalau seandainya itu dilakukan, tentu Abbad tidak terkena banyak anak panah.

“Saat itu aku tengah membaca Surat al-Kahfi. Aku tidak ingin rukuk sebelum menyelesaikan shalat itu. Namun, beberapa anak panah bersusulan menusukku sehingga aku memperpendek bacaan dan rukuk agar bisa segera membangunkanmu,” jawab Abbad bin Bisyr, dalam buku Tertawa Bersama Al-Qur’an, Menangis Bersama Al-Qur’an (Hasan Tasleden, 2014).

“Demi Allah, andai saja aku tidak mengkhawatirkan lembah ini sebagaimana telah diperintahkan Rasulullah, aku tidak akan menyelesaikan shalatku sebelum membaca Surat al-Kahfi seluruhnya,” lanjutnya.

Abbad bin Bisyr gugur dalam perang Yamamah, sebuah peperangan untuk memberantas kaum murtad dan menghilangkan kekacauan yang ditimbulkan Musailamah al-Kadzab pada masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq. 

SebelumnyaUmat Islam di Jerman Kini Bisa Kumandangkan Adzan dengan Pengeras Suara SesudahnyaPengaruh Islam dalam Piagam Deklarasi AS

Berita Lainnya

0 Komentar